Keperawanan Pantai Pemirsan




Ombak Bernyanyi Di Panggung Biru Dengan Jutaan Pasir Putih

Tugu Nusa Kambangan
Akhirnya penyebrangan dari Pelabuhan Wijayakusuma berjalan lancar tanpa halangan apapun, kami menikmati perjalanan ini dengan sungginggan senyum yang menawan. Sambil menunggu mobil carteran ni guys, kami menikmati pemandangan alam sekitar dan tak lupa mengabadikannya. Tak berapa lama mobil yang ditunggu datang, kami langsung berbondong-bondong masuk ke mobil tersebut menuju Pantai Pemirsan.

Mobil Jemputan
Untuk masuk lokasi ini aksesnya dijaga ketat dan jangan lupa harus ijin dulu guys. Untuk menuju kesana disetiap perjalanan kalian bisa melihat Lapas dengan jelas, bagi kalian yang belum pernah melihat amati baik-baik tu bentuk dan suasana Lapasnya. Jangan pernah sekali-kali kalian menjadi anggota di dalam Lapas itu ya guys, kasian orang tua dan sanak family kalian bakalan nangis trus seumur hidup. Tapi kalo kalian menjadi petugasnya justru membuat bangga dan senyum keluarga merekah. Biasanya orang yang mempunyai sanak famili yang berada di LP Nusakambangan setelah menjenguk mereka, tidak sedikit yang mampir untuk melihat keindahan Pantai Pemirsan. mobil tersebut menuju Pantai Pemirsan.
LP Nusa Kambangan
Kehidupan Pulau Nusakambangan
Suasana Luar LP Nusakambangan
Di pantai ini banyak sekali terumbu dan batu karang besar di pinggir pantai,  lautan yang membentang luas dengan birunya air laut serta gemuruh ombak yang menciptakan lagu-lagu nuansa kelautan menemani jutaan pasir putih. Sungguh takkan ternilai pemandangan ini dengan apapun juga.

Jutaan Pasir Putih
Batu-batu karang yang berada didepan pantai ini sangat indah dan menakjubkan, apalagi saat ombak laut datang dan menghempas batu itu. Suaranya memecahkan keheningan dan memecahkan lamunan kita. Batu karang ini mempunyai kenangan guys, dulu bapak Menteri kita yaitu Bapak Syahrir pernah mencapai batu karang ini tapi saat mau kembali ke tepi pantai ada ombak besar dan harus menunggu beberapa saat untuk kembali. Untuk mengenang peristiwa ini nama Syahrir diabadikan sebagai nama gugusan karang, dimana masyarakat menyebutnya Batu Syahrir. Kalian juga bisa guys menyeberangi air laut dan sampai di batu karang itu, dengan catatan nunggu air surut dulu ya biar nggak keseret ombak, ntar nggak pulang berabe dech, hehehehe.

Saat aku dan Bu Hana berkeliling menikmati indahnya batu-batu yang ada di depan pantai, ternyata ada salah satu batu yang aneh. Aku amati batu itu, aku pikir dalam dan meresapi bentuk batu itu. Setelah berpikir sebentar akhirnya aku sadar kalo batu itu ternyata berbentuk seperti kelamin perempuan guys. Sambil cengar-cengir aku memperlihatkan batu itu kepada Bu Hana, kamipun tertawa terkekeh-kekeh. Sayangnya aku nggak ambil gambar batu itu karena malu guys, secara aku cewek gitu. Wkwkkwkwk. Kami hanya foto-foto bersama batu karang yang lain dengan ditemani suara gemuruh ombak yang mengikuti irama seperti lantunan lagu yang merdu.
nggak pulang berabe dech, hehehehe.

Pantai ini selain untuk tempat pariwisata digunakan juga sebagai tempat untuk menggodog para Prajurit Kopassus. Kami berfoto dulu ni guys ditempat dimana para anggota Kopassus selalu melaksanakan upacara pembaretan. Aku membayangkan betapa enak sekali upacara di pinggir pantai dengan langsung menikmati indahnya lautan dan ditemani suara ombak seperti suara meriam menambah semangat jiwa para prajurit dalam menjaga keutuhan negara ini.  Semangat, tekad dan kokohnya jiwa para prajurit disimbolkan dengan pisau komando yang ditancapkan kedalam batu karang dan bisa dilihat dari kejauhan dari pinggir pantai. Pantai Pemirsan ini tidak kalah indahnya dengan pantai yang berada di Gunung Kidul maupun Kebumen. 


Tempat Pelantikan
Tempat Pembaretan
Pisau Komando Kopassus


Previous
Next Post »

Share